Bagi yang masih bingung membedakan mana marketplace dan mana e-commerce karena memang sama-sama bisnis jual beli, akan sedikit di ulas disini, secara garis besarnya antara marketplace dan e-commerce sangat beda, jika E-commerce adalah bisnis jual beli produk yang dilakukan satu individu atau perusahaan bisa dibilang yang jualan hanya perusahaannya saja, contohnya Ralali, Bhineka, Orami da juga JD.ID.
Marketplace secara garis besarnya merupakan sebuah wadah bagi para penjual untuk menjual produknya seperti sebuah pasar yang banyak penjualnya, jika dipasar ada biaaya sewa, tentunya di marketplace juga ada biaya admin dalam tiap penjualannya dan adminnya pun berbeda di kisaran 1-6 % dari harga jual produk, tetunya sudah tau kan apa saja yang termasuk marketplace? Yup.. Betul.. Diantaranya shopee, tokopedia, bukalapak, lazada dan masih banyak lagi.
Dengan beratnya tantangan yang ada, apakah masih worth it dengan usaha yang dilakuka? Jika ditanya masih worth it atau tidak tentunya jawabannya sudah pasti masih sangat worth it yang peelu di lakukan hanya meng upgrade skill dalam berjualan di marketplace agar omset bisa terus naik.
Cara mudah meningkatkan penjualan barang mebel dari marketplace
Untuk Bisa memiliki toko dengan penjualan yang stabil, atau bahkan makin naik omset penjualannya, tentunya bukan hal yang instan dan ujug-ujug terjadi begitu saja, namun di perlukan langkah-langkah yang tepat untuk bisa mencapainya, diantaranya adalah :
1. Upgrade skill berjualan di marketplace
Poin utama dalam proses menaikan Omset Penjualan Produk mebel Sampai Jutaan Rupiah Dari Marketplace adalah selalu upgrade skill berjualanmu, makin hari, pengguna marketplacepun kian bertambah, berarti kompetitor yang berjualan produk dengan kategori yang sama tentunya makin banyak, sehingga yang pemahaman dalam berjualan di marketplace masih cetek tentunga akan makin tertinggal.
2. Pahami cara upload produk mebel yang baik
Upload produk mebel di marketplace merupakan langkah awal dalam merintis sebuah toko mebel di marketplace. Tentunya semua orang “BISA” melakukan upload produk mebel di marketplace, namun, justru disinilah biasanya awal kesalahan dimulai. Pada saat upload sebuah produk tentunya ada komponen komponen yang di perlukan, mulai dari gambar prodok, video produk jika ada sampai deskripsi produk sebua benar-benar harus disaring dan dipilih yang terbailk.
Banyak pemula yang asal-asalan dalam proses upload produk. Pokoknya taunya upload saja tanpa mempertimbangkan komponen-komponen tadi sudah bagus kah foto produknya, manarik kah foto produknya, real atau tidak fotonya, menarik kah deskripsinya, meyakinkan atau tidak deskripsinya, dan masih banyak lagi yang perlu menjadi perhatian utama sebelum produk di upload.
3. Mengiklankan produk mebel di marketplace
Walaupun memang bagi pemula, apalagi yang belum ada penjualan dan pemasukan sama sekali dari marketplace yang baru di buat, tentu sangat berat sekali jika harus mengeluarkan budget lebih untuk bisa beriklan, hal ini sangatlah wajar dan manusiawi dan tak perlu berkecil hati, karena masih banyak strategi lain yang bisa di gunakan agar jualan tetap laku.
Bagi toko yang masih baru, katika beriklan tentunnya presentase produk terjual juga sangat minim, karena belum ada ulasan yang real dari para pelanggan, walaupun demikian, beriklan tetaplah penting untuk dilakukan dengan tujuan tokomu lebih sering muncul di pencarian dan ada lalu lintas trafic pengunjung yang stabil. lalu lintas kunjungan dari calon pembeli sangat bagus bagi kesehatan toko di marketplace dan sangat memungkinkan nantinya tokomu akan masih tetap tampil di rekomendasi atau pencarian, walaupun sudah tidak di iklankan lagi.
4. Tingkatkan performa toko mebel di marketplace
Semua marketplace memiliki indikator masing-masing dalam penilaian performa toko, namun, biasanya secara garis besar indikatornya hampir sama meliputi, fast respon, kecepatan pengemasan pesanan, kecepatan balas chat pelanggan, penilaian toko dan juga produk yang terjual, semuanya sangat berpengaruh bagi toko.
5. Optimalkan konten dan fasilitas promo toko di marketplace
Sebenanya agak sulit untuk mejelaskannya, jadi kali ini langsung ke gambaran / contohnya saja, pasti nanti bisa langsung paham dengan apa yang disampaikan kali ini.
Mengambil contoh di marketplace shopee. Shopee saat ini merupakan salah satu marketplace yang paling besar di indonesia, sehingga fasilitas bagi para penjualpun kian meningkat seperti dengan adanya shopee live, shopee video dan berbagai promo menarik khusus bagi para penjual yang saat pertama kali shopee rilis di indonesia fitur-fitur tersebut belum ada.
Poin inilah yang sangat sayang untuk di lewatkan dan harus benar-benar di tingkatkan agar bisa meningkatkan omset penjualan Produk Sampai Jutaan bahkan puluhan juta rupiah.
Semua penjual shopee bisa melakukan live produk dan juga upload video di shopee untuk mengundang calon pembeli, selain itu, yang tak kalah menarik ada juga promo-promo murah lebay maupun promo lainnya yang bisa dicek di bagian promo shopee, atau melalui seller center, biasanya shopee juga mengirim notifikasi ada promo apa saja yang akan berlangsung nantinya yang bisa kamu ikuti.
6. Amati penjualan kompetitor mebel serupa yang paling laris manis
Mengamati kompetitor yang menjual produk serupa juga mesti dilakukan, tujuannya adalah untuk mengetahui produk mana yang paling laku di toko kompetitor, keyword apa saja yang di pakai kompetitor kemudian gunakan ATM (AMATI TIRU MODIFIKASI), jangan asal comot dan copy produknya. Selain bisa menerapkan ATM, ketika melihat penjualan kompetitor tentunya juga bisa memacu semangat dalam berjualan dan bisa menjadi motivasi tanpa kata yang sangat ampuh.
7. Perhatikan persaingan harga mebel di marketplace
Tentunya kita sudah sangat paham, bahwa salah satu strategi agar produknya bisa laris terjual adalah dengan bermain di harga produk banyak yang berspekulasi, tidak apa-apa untung sedikit yang penting laris manis dan terjual banyak, ada juga yang berpendapat tidak apa-apa cuman laku sedikit yang ke untung yang diperoleh tinggi.
Dari kedua pernyataan ini tentunya sebagai penjual bingung menerapkan yang mana, bagaimana strategi yang bagus, jangan bingung, semua bisa diterapkan dan tidak ada yang salah atau benar dalam hal ini.
Jika dirasa menurunkan harga untuk ikut perang harga masih worth it, maka just do it, jika dirasa tidak mampu ikut perang harga, maka bisa cari teknik lainnya, misalnya saja di bagian kata kunci produk, di buat berbeda dengan kompetitor atau bisa juga dengan membuat foto produk yang berbeda.
Tantangan yang di hadapi pemula dalam dunia marketplace
Untuk bisa sukses dari marketplace tentunya tidak mudah, karena banyak berbagai tantangan yang harus dihadapi, apalagi jika tokomu masih tergolong toko baru, tentunya tantangan yang di rasakan akan makin berat.
Baca juga: 7 Ide Bisnis Bagi Anak Muda Dengan Modal Kecil
Tantangan dalam dunia bisnis tentunya bukan hanya menjadi masalah bagi pemula saja, apalagi di marketplace, bahkan sang sudah pemain lama dan penjualan perhari ratusan juga pastinya selalu update skillnya, untuk bisa menemukan strategi yang tepat agar bisa bertahan dalam persaingan yang sehat, lalu bagi pemula apa saja sih tantangan yang akan di hadapi?
1. Makin banyak kompetitor dengan kategori yang sama
Misalkan saja jika kamu seorang yang berjualan barang mebel mungkinsaja saat kamu mendaftarkan toko dengan kategori tersebut baru ada 1.000 orang misalnya, akan tetapi sehari, mungkin satu menit bahkan, tentunya akan banyak lagi orang yang mendaftarkan tokonya dengan kategori yang sama denganmu, karena sekarang ini marketplace memang masih di anggap sangat bagus sebagai sarana promosi.
2. Kamu akan menemui perilaku konsumen yang beraneka ragam
Ketika sudah mulai ada trafik dan menemui berbagai macam pelanggan yang hanya tanya-tanya lah, atau yang order lah, tentunya kamu akan menemui bebagai karakter yang berbeda, bahkan tak jarang ada yang unik di antara mereka bahkan tidak menutup kemungkinan ada yang pesan barang bukan karena butuh, akan tetapi hanya iseng-iseng mau beli saja, sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah jika pembayaran tidak COD, yang menjadi masalah adalah ketika sistem COD, sehingga barang beresiko di retur dan merugikan penjual.
3. Kaget dengan jangkauan target pasar di marketplace
Jika biasanya berjualan secara offline, tentunya jangkauan target pembeli hanya daerah sekitar baling banter kota sebelah, berbeda dengan di marketplace yang jangkauan targetnya bisa seluruh indonesia, bahkan di marketlace tertentu juga ada yang sudah memberikan progam ekspor untuk para penjualnya, sehingga jangkauan pembeli makin luas dan kian beragam.
4. Masih kesulitan memanage jualan
Biasanya bagi toko baru yang sudah mulai ada pemasukan justru malah akan bingung, mau di arahkan kemana budget yang ada, untuk promosi kah, untuk menambah stok produk kah, atau untuk kebutuhan pribadi kah dan masih susah juga mengalokasikan waktu, karena sudah terbiasa dengan toko offline.
5. Makin merasa kurang pengetahuan tentang marketplace
Jika ada yang bilang bahwa pengalam merupakan guru terbaik, maka dalam dunia marketplace juga berlaku. Makin memahami marketplace, kamu akan makin merasa kurang akan pengetahuan yang kamu miliki, mulai dari proses posting gambar, pemilihan gambar produk yang baik, proses edit postingan, sampai pada Algoritma marketplace yang snagat susah untu di tebak, karena biasanya algoritma suatu merketplace bisa beda-beda.