hallo sobat DMF semua.. Kali ini mimin akan sedikit membahas tentang Suka duka mebel di era modern yang semua serba online, tentunya yang akan di sampaikan kali ini bukan asal-asalan, karena semua berdasarkan pengamatan yang berasal dari berbagai sumber, mulai dari sosial media sampai yang langsung dari para pelaku mebel.
Harga dan kualitas merupakan dua hal yang berbanding lurus, atau bisa di artikan makin tinggi harga barang makin tinggi juga kemungkinan barang tersebut mendapat label best quality (kualitas terbaik), seperti yang orang jawa katakan *ONO REGO ONO RUPO* dalam bahasa indonesia berarti ada harga ada rupa, rupa disini bisa diartikan mengacu pada kualitas, akan tetapi agaknya belakangan ini pembeli sering lupa dengan hal tersebut.
Seperti yang kita semua tahu bahwa sekarang merupakan era moder, dimana hampir semua kebutuhan manusia bisa di cari dan di dapat dari online, bahkan pasangan hidup juga dan sekarang yang sedang ramai adalah tukang ojol (ojek online) yang menikah dengan pelanggannya dan bisa di simpulkan, bahwa itu berawal dari online.
Banyaknya kemudahan yang di tawarkan di era online ini juga menimbulkan suka duka bagi para pelaku mebel jepara, maaf sebelumnya karena saya menyebutkan secara signifikan nama kota jepara, karena menurut saya jepara memang pusat permebelan dunia dan saya juga berasal dari kota jepara, kota yang sangat saya cintai dan sangat saya banggakan.
Penyebab merosotnya harga mebel
Tak bisa di pungkiri lagi, bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini sangat luar biasa, khususnya dalam dunia online, banyak kemudahan dalam menawarkan berbagai barang termasuk mebel. Tentunya kita semua tahu, bahwa dengan banyaknya media sosial dan juga marketplace, sekarang ini para pelaku usaha mebel lebih memiliki kesempatan lebih besar untuk mempromosikan produk mebel hasil karyanya.
Salah satu sosial media yang paling sering di gunakan para pelaku mebel sekarang ini adalah facebook dan instagram, karena bisa menjangkau ke seluruh dunia dan pengoperasiannya pun sangat mudah, akan tetapi dengan makin mudahnya pemasaran barang mebel tentunya persaingan harga makin ketat.
Kebiasaan masyarakat indonesia yang tak pernah ketinggalan saat membeli barang adalah tawar menawar dan itu sangat wajar dalam jual beli, namun jeleknya biasanya dalam proses tawar menawar biasanya juga calon pembeli sering membandingkan harga antara toko a dan toko b, *kok lebih murah di toko a ya.. Disana produk yang seperti ini cuma segini lho harganya* padahal dalam dunia mebel harga suatu barang sangat menentukan kualitas, terutama untuk barang-barang mebel dari kayu jati, karena bukan hanya produk jadinya, akan tetapi yang masih utuh kayu pun harga kayu jati itu sendiri sudah sangat mahal untuk kayu yang berkualitas bagus.
Tentunya kita akan sepakat bahwa usaha terakhir penjual barang mebel agar barang dagangannya laku salah satunya adalah dengan usaha banting harga, dan nantinya dampaknya tentunya akan berbanding lurus pada kualitas produk yang dijual.
Tentunya bagi para pelaku mebel khususunya di jepara pastinya akan sepakat jika harga mebel sekarang ini semakin jatuh. Ketatnya persaingan mebel online sekarang ini, harga justru makin jatuh, itu semua di pengaruhi oleh sepinya order, sehingga ada beberapa pihak yang sepi order menurunkan harga dan di ikuti oleh para pengrajin lainnya, sehingga sekarang ini justru harga mebel kian merosot.
sepinya order sekarang ini tentunya selain dipengaruhi oleh kualitas barang mebel yang semakin kurang bagus, tentunya juga di pengaruhi oleh banyaknya penipuan online yang mengatas namakan mebel jepara.
Dalam bulan ini bahkan admin DMF sudah menerima setidaknya sudah ada laporan dari pengguna fb yang mengaku telah tertipu, atau saudaranya telah tertipu mebel jepara bahkan baru-baru ini ada yang posting ada korban yang meninggal karena shock telah tertipu jutaan rupiah, sungguh sangat miris sekali dan setelah di lacak ternyata 99,99% penipu bukanlah orang jepara, namun yang mendapat citra buruk adalah jepara.