Apakah sobat sebelumnya pernah dengar istilah manusia sebagai makhluk ekonomi?, yah.. selain sebagai seorang mahluk sosial, manusia juga merupakan mahluk ekonomi, karena bagaimanapun juga untuk bisa bertahan hidup manusia juga memerlukan aspek lahiriyah yang ada pada diri manusia, yaitu sebagai mahluk ekonomi.
Menerapkan strategi dalam penetapan harga Produk mebel
Apa buktinya bahwa manusia merupakan mahluk ekonomi?, contoh mudah saja, biasanya seseorang akan cenderung mengharapkan hasil sebesar atau semaksimal mungkin dengan pengorbanan (berupa modal/biaya) seminimal mungkin, itu sudah secara otomatis tertanam dalam pikiran setiap manusia, bisa disimpulkan, bahwa manusia merupakan mahluk yang sangat peka terhadap harga/biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu.
Nah, sebagai seorang penjual barang mebel atau bisa disebut sebagai pelaku bisnis mebel, tentunya kita harus pandai-pandai memanfaatkan kepekaan terhadap harga tersebut untuk lebih meningkatkan omset penjualan barang mebel yang kita jual dengan cepat.
Lalu apa saja sih strategi penetapan harga produk itu yang perli di perhatikan dalam menetapkan harga produk mebel? langsung saja simak ulasan berikut ini :
1. Harga barang mebel Berbanding Lurus dengan Kualitas barang mebel
Pada umumnya Harga barang mebel yang tinggi sangat cenderung sebanding dengan kualitasbarang mebel yang diperoleh. di era yang makin canggih seperti sekarang ini, tentunya bukan hanya teknologi saja yang makin smart, tetapi para pengguna dalam hal ini adalah para calon konsumen juga makin smart dan mulai mempertimbangkan dan memperhatikan kondisi seperti itu, dan mulai paham, jika Menginginkan barang yang berkualitas tentunya ada harga mahal yang harus dikeluarkan.
Jadi perlu diingat, sebagai pelaku bisnis mebel sobat tak perlu ragu untuk mematok harga mebel dengan harga yang tinggi untuk setiap produk yang sobat tawarkan pada calon pembeli, namun dengan catatan kualitas barang mebel yang sobat jual memang sebanding dengan harga mahal yang diberikan.
Sebab, jika nantinya kualitas produk mebel yang sobat jual justru lebih rendah atau tak sebanding dengan harga yang dikeluarkan konsumen, percayalah, konsumen akan kapok untuk berbelanja lagi, karena merasa tertipu dengan barang yang telah dibeli dan nantinya tak akan terjadi hubungan yang continue (berkesinambungan) dan yang ada justru hanya ada rekomendasi ataupun feedback yang buruk pada sobat.
Ketika mulai merintis dan membangun sebuah bisnis mebel, tentunya akan terasa sangat sulit dan berat jika langsung mematok dengan harga yang tinggi. Namun, nanti setelah konsumen sudah menerima produk sobat dan merasa senang dan sangat puas, tentunya para konsumen yang sudah pernah membeli prosuk dari tempat sobat tak akan ragu untuk merekomendasikannya pada teman maupun saudaranya, bahkan tak menutup kemungkinan pembeli yang awalnya hanya sekedar membeli, menjadi tertarik untuk menjadi resseler dan ikut memasarkan produk sobat, karena tahu kualitas produknya sangat bagus dan berbeda dengan tempat lainnya.
2. Perhitungan Biaya untuk modal
Dalam setiap usaha tak terkecuali usaha mebel, yang paling menjadi pertimbangan dalam menentukan harga adalah perhitungan biaya, berapa biaya yang dikeluarkan (dijadikan modal), mulai dari biaya pembuatan barang, biaya untuk menggaji para pekerja, biaya untuk packing, sampai biaya pengiriman, biasanya yang membuat rugi adalah adanya kesalahan dalam perhitungan biaya, sehingga hasil akhir justru menunjukan kerugian atau – (minus).
3. Perhitungkan investasi yang sehat
Tak menutup kemungkinan jika nantinya akan ada yang berinvestasi atau kebalikannya, sobat yang bukan pelaku mebel ber investasi pada pelaku bisnis mebel, dalam investasi yang menjadi perhitungan utama biasanya adalah berapa lama jangka waktu investasi bisa balik modal.
4. Perhitungan Persaingan
Tentunya akan jauh lebih mudah jika usaha mebel sobat adalah satu-satunya mebel yang ada, namun seperti yang kita tahu, bahwa pelaku bisnis mebel tidaklah sedikit, mulai dari mebel kecil-kecilan (mebel rumahan), mebel dengan skala sedang sampai mebel yang sudah sangat besar yang sudah banyak memonopoli didaerah-daerah tertentu.
Dalam perhitungan persaingan yang terpenting adalah jika sobat masih dalam posisi usaha mebel yang baru di bangun dan baru berkembang, ada baiknya menetapkan harga setingkat dengan para kompetitor yang setingkat, baik secara kualitas maupun secara kuantitasnya, agar kesttabilan harga pasar pun bisa terjaga.
5. Perhitungan Jumlah Permintaan pesanan yang masuk
Dalam hukum ekonomi tentunya sudah sering dijelaskan, bahwa permintaan barang sangat mempengaruhi harga barang, Ketika permintaan barang mebel dengan jenis yang sama mulai tinggi, artinya banyak konsumen menginginkan barang mebel sejenis, untuk itulah sebagai pelaku ekonomi, kita bisa menaikan harga untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dan itu juga berlaku sebaliknya.
6. Memberikan penawaran Harga Bersaing
Sobat mulai bingung ya… karena seperti yang telah dijelaskan di bagian pertama tadi yang menjelaskan tentang jangan takut untuk mematok harga tinggi, namun tiba-tiba sekarang ada bagian yang menjelaskan tentang penawaran harga yang bersaing.
Pada dasarnya Seharusnya harga berbanding lurus dengan kualitas, karena harga sering dianggap sebagai penentu kualitas suatu produk, akan tetapi yang perlu diperhatikan disini adalah persaingan harga dengan kualitas yang sama (dengan kualitas yang sama bagusnya), biasanya antara produk A (berkualitas) dengan produk B (berkualitas), selisih harganya tak akan tinggi, untuk itulah jika sobat mematok terlalu tinggi nantinya juga para pelanggan akan kabur.
7. Memberikan promo Free ongkir dan bundle harga produk
Tujuan pemberian free ongkir ini adalah agar para pembeli tak merasa terbebani dengan mahalnya ongkir yang harus dibayarkan, walaupun sebenarnya biasanya harga awal suatu barang sudah dirubah (diakumulasi dengan ongkir), namun paling tidak para pelanggan tak perlu lagi memikirkan biaya untuk ongkirnya.
Pemberian promo merupakan hal yang bisa dibilang sangat sepele dan terlihat menguragi untung yang akan didapatkan, padahal sebenarnya justru sangat menguntungkan bagi penjualnya, kenapa demikian?, prinsipnya keuntungan perproduk memang sedikit, tapi total keuntungan dari keseluruhan penjualan bisa meningkat berkali-kali, misalnya keuntungan bersih dari sebuah kursi adalah Rp.500.000, namun anda memberikan potongan harga (Rp.200.000) untuk minimal order 4 kursi, walaupun bisa memangkas keuntungan bersih per 1 pcs kursi, namun nantinya keuntungan yang didapat akan jauh lebih berlipat-lipat.
Pemberian potongan dengan minimal pembelian ini hampir serupa dengan pemberian diskon, namun biasanya diskon bisa berlaku untuk satu barang atau tidak ada ketentuan minimal pembelian, namun tujuannya tetaplah sama, yaitu untuk menarik minat pembeli untuk membeli produk lebih banyak lagi (memborong).